Syarat, Rukun, Kewajiban salat bisa gugur kewajibannya bila tidak mampu

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata:

“Jika berdiri dalam shalat, membaca Al-Fatihah, menyempurnakan rukuk dan sujud, bersuci dengan menggunakan air, dan lainnya itu gugur bila tidak ada kemampuan.

Maka demikian juga dengan menyempurnakan shaf dan tidak maju dalam shaf. Dan permasalahan-permasalahan shaf lainnya mengikuti hal ini.

Seperti permasalahan orang yang salat tetapi tidak bisa melihat imam dan tidak bisa melihat orang yang di belakang imam, tetapi dia mendengar ucapan imam ketika takbir dan yang lainnya.”

(Majmu Al fatawa 23/396)

Fatwa Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah

S: Apa hukum orang yang memutus shaf karena keberadaan tiang di masjid sedangkan masjid sudah penuh (tidak ada tempat lain lagi untuk membuat shaf)?

J: Tidak diragukan lagi bahwa yang lebih utama shaf salat itu hendaknya rapat tidak berjauhan ini yang sesuai dengan sunnah Rasulullah ﷺ.

Nabi ﷺ telah memerintahkan untuk merapatkan shaf dan menutup celah-celah shaf. Dan dulu para sahabat menghindari membuat shaf di antara tiang-tiang masjid karena hal itu akan memisahkan shaf dari yang lainnya.

Namun jika ada kebutuhan seperti yang ditanyakan, yaitu karena masjid itu penuh dengan orang-orang yang salat (tidak ada tempat untuk membuat shaf), maka tidak mengapa dalam keadaan ini mereka membuat shaf di antara tiang-tiang. Karena peristiwa khusus itu mendapatkan hukum-hukum yang khusus pula.

Dalam perkara-perkara dharurat dan kebutuhan itu mempunyai hukum-hukum yang sesuai dengannya (berbeda dari hukum asal).

(Majmu fatawa 15/214 no 1063)

Ibnu Daqiq Al-‘Ied rahimahullah berkata:

“Dan sabda Nabi ﷺ: ‘jika aku perintahkan kalian dengan suatu perintah, maka lakukan sesuai daya kemampuan kalian’. Ini termasuk kaidah Islam yang penting, dan ucapan jawami’ kalim (ucapan ringkas padat) yang diberikan kepada beliau.

Masuk dalam hal ini banyak permasalahan hukum, seperti: salat, bila tidak mampu dari sebagian rukun atau syarat, hendaklah dia melaksanakan yang lainnya (yang dia mampu).

Jika tidak mampu membasuh sebagian anggota badan dalam wudu, hendaklah dia membasuh yang bisa dibasuh… Dan yang semisalnya tidak terbatas. Ini diketahui luas dalam kitab-kitab fikih.”

(Syarah Al-Arba’in An-Nawawiyah, hadits ke-9)

Terjemahan dari:

قال شيخ الإسلام ابن تيمية رحمه الله:

” وَإِذَا كَانَ الْقِيَامُ وَالْقِرَاءَةُ وَإِتْمَامُ الرُّكُوعِ وَالسُّجُودِ وَالطَّهَارَةِ بِالْمَاءِ وَغَيْرِ ذَلِكَ يَسْقُطُ بِالْعَجْزِ فَكَذَلِكَ الِاصْطِفَافُ وَتَرْكُ التَّقَدُّمِ. وَطَرَدَ هَذَا بَقِيَّةَ مَسَائِلِ الصُّفُوفِ كَمَسْأَلَةِ مَنْ صَلَّى وَلَمْ يَرَ الْإِمَامَ وَلَا مَنْ وَرَاءَهُ مَعَ سَمَاعِهِ لِلتَّكْبِيرِ وَغَيْرِ ذَلِكَ” انتهى من “مجموع الفتاوى” (23/ 396).

سئل فضيلة الشيخ محمد بن صالح العثيمين: عن حكم قطع بأعمدة المسجد إذا كان مزدحماً بالمصلين؟

فأجاب فضيلته بقوله:لا ريب أن الأفضل في الصفوف أن تكون متراصة غير متباعدة,هذا هو السنة .

وقد أمر النبي صلى الله عليه وسلم بالتراص,وسد الخلل.وكان الصحابة رضي الله عنهم – يتقون الصفوف بين السواري – أي بين الأعمدة – لما في ذلك من فصل الصف عن بعض .ولكن إذا دعت الحاجة إليه كما في السؤال بأن يكون المسجد مزدحماً المصلين,فإنه لاحرج في هذه الحال أن يصطفوا بين الأعمدة؛لأن الأمور العارضة لها أحكام خاصة,وللضرورات والحاجات أحكام تليق بها.

مجموع فتاوى ورسائله ج 15 ص 214 رقم

قال بابن دقيق العيد (المتوفى : 702هـ) رحمه الله:

وقوله صلى الله عليه وسلم: “وما أمرتكم به فأتوا منه ما استطعتم” هذا من قواعد الإسلام المهمة ومما أوتيه صلى الله عليه وسلم من جوامع الكلم ويدخل فيه ما لا يحصى من الأحكام كالصلاة إذا عجز عن بعض أركانها أو بعض شروطها أتى بالباقي وإذا عجز عن غسل بعض أعضاء الوضوء غسل الممكن وكذلك إذا … وأشباه ذلك مما لا ينحصر وهو مشهور في كتب الفقه.
شرح الأربعين النووية في الأحاديث الصحيحة النبوية

Comments are closed.