Kajian Kitab al-Ajwibah al-Mufidah ‘An al-As’ilah al-Manahij al-Jadidah
Ijabat Syaikh Shalih al-Fauzan hafizhahullah
Soal ke 22 dan 23
Bersama: Ustadz Abu Ubaidah Syafruddin hafizhahullah
Masjid al-Anshar Sleman
Malam Rabu, 24 Januari 2012 / 29 Shafar 1433 H
Materi:
Menasehati atau Mengingkari kemungkaran yang dilakukan orang tertentu bila dilakukan di khutbah di atas mimbar atau di masjid, caranya adalah dengan tidak menyebut nama secara ta’yin, tapi secara global
Kesalahan yang ada di koran, maka pengingkarannya dengan menulis bantahannya dan dikirim untuk dimuat koran tersebut atau media yang lain
Membacakan kesalahan yang ada di koran di atas mimbar, ini akan menyebabkan orang lain mengetahui cara berbuat kejelekan dan menyebabkan kerusakan tersebar, dan membuat ahli maksiat menjadi masyhur
Merupakan manhaj salafi untuk mengingkari kemungkaran baik dalam bentuk bantahan atau tulisan, dan tidak malah dia terhadap kemungkaran
Dalam mengingkari kemungkaran hendaknya memelihara qaidah menolak mafsadah lebih didahulukan daripada ingin mendapat kemaslahatan
Apakah Imam Ahmad pernah sholat di belakang jahmiyyah?
Sholat bermakmum kepada seorang penguasa yang punya penyelisihan terhadap syariat namun tidak sampai pada kekafiran yang jelas
Sholat di belakang penguasa walaupun zhalim untuk menjaga persatuan dan meredam api fitnah
Demo, kudeta adalah termasuk cara yang mengobarkan api fitnah
Imam Ahmad tak membolehkan sholat bermakmum dengan tokoh atau dai ahli bid’ah seperti jahmiyyah dan mu’tazilah
Link download (mp3 mono 16kbps): disini
Yang lainnya menyusul Insya Allah