Download Kajian: Pendeknya Khutbah dan Panjangnya Shalat Jum’at Tanda Kefaqihan Seseorang
Dari Kitab Syarh Riyadhish Shalihin Min Kalam Sayyidil Mursalin Bab Al-Wa’zhi Wal Iqtishad fih
Karya: Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah
Bersama: al-Ustadz Abu Ubaidah Syafruddin hafizhahullah
(Murid Syaikh Muqbil bin Hadi al-Wadi’i rahimahullah)
Masjid Ma’had al-Anshar Sleman
Malam Rabu, 24 Maret 2012 / 2 Jumadil Ula 1433 H
Waktu ba’da maghrib sd selesai
Isi Materi:
- Pembacaan Hadits Abul Yaqzhan ‘Ammar bin Yasir tentang pendeknya khutbah dan panjangnya shalat merupakan tanda kefaqihan seseorang dan perintah untuk memendekkan khutbah dan memanjangkan shalat
- Mengenal sekilas ‘Ammar bin Yasir radhiyallahu ‘anhumadan pelajaran darinya
- Ammar bin Yasir mengalami cobaan di awal-awal Islam, yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tak bisa berbuat apa-apa terhadap tekanan dan siksaan yang dialami keluarga Yasir.
- Demikian, perlunya kita untuk membekali diri dengan kesabaran, yang akan mendapatkan pertolongan dan penguatan Allah, tsabat/kokoh di atas al-hak.
- Kalimat yang diucapkan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam waktu itu: صبرا يا آل ياسر”Kesabaran wahai keluarga Yasir” untuk meneguhkan keimanan shahabatnya.
- Kesabaran juga merupakan salah satu amalan yang Allah kaitkan menjadi wasilah untuk meminta tolong kepada Allah.
- Untuk bisa sabar, seorang butuh melatih dalam beramal, ilmu dan memperbaiki dalam muamalah.
- ‘Ammar juga diisyaratkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa beliau akan terbunuh.
- Pendeknya khutbah dan panjangnya shalat merupakan tanda kefaqihan seseorang.
- Fiqih itu tak hanya sekedar tahu hukum, tetapi juga untuk menerapkan sesuai yang dimaksud dalil, sebab orang yang tahu hukum kadang tak tepat dalam menerapkan.
- Pembacaan hadits Mu’awiyah bin al-Hakam as-Sulami radhiyallahu ‘anhu tentang kisah berbicaranya beliau ketika shalat bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan pengajaran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kepadanya.
- Meskipun hadits ‘Ammar bin Yasir itu zhahirnya pada khutbah dan shalat jum’at, tapi juga berlaku pada khutbah-khutbah dadakan/insidental.
- Khutbah hendaknya tak lama dan panjang:
- Supaya manusia tak jenuh
- Agar mereka bisa menelaah/mencerna semua ucapan yang disampaikan.
- Hendaknya seorang tidak ifrath dan tafrith dalam masalah memendekkan khutbah, sekitar 15-20 menit, jangan sampai 1 jam.
- Hendaknya bahasa penyampaian dengan yang dipahami.
- Panjangnya shalat jum’at yang disebutkan dalam hadits, yaitu seperti shalat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, dimana beliau kadang membaca surat al-A’la dan al-Ghasyiyah, atau surat al-Jumu’ah dan al-Munafiqun. Ini bila jadi imam, sedang bila dia shalat sendirian, maka terserah pada dirinya dalam memanjangkan shalat.
- Hendaknya khutbah yang pendek tadi bisa dirasakan dan bisa diambil manfaat dan pelajarannya.
Link Download: rekaman kajian 10 MB (mp3 32 kbps) dengan durasi 43 menit: di sini.
Menyusul kajian berikutnya Insya Allah.