Download Kajian Manhaj: Istiqomah Di Atas Manhaj Salaful Ummah, Ustadz Usamah Mahri

Download Kajian Manhaj: Istiqomah Di Atas Manhaj Salaful Ummah
Bersama: Ustadz Usamah Faishal Mahri hafizhahullah (dari Malang Jawa Timur)
Pengasuh Ma’had as-Sunnah Malang
Tempat: Masjid Agung Manunggal Kota Bantul
Ahad, 4 Maret 2012 / 10 Rabi’uts Tsani 1433 H
Jam: 09.00 – selesai (ba’da zhuhur)

Isi Materi:

Sesi 1

  •  Istiqamah/tsabat (kokoh) saat dahsyatnya fitnah, seruan syubhat, teriakan fitnah yang mencerai-beraikan orang dari jalan Allah.
  • Allah memberikan tsabat kepada kaum mukminin di kehidupan dunia dan akhirat. Dan Allah menyesatkan orang-orang yang zhalim. (QS> Ibrahim: 27)
  • Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam saja kalau tidak dikokohkan Allah akan cenderung kepada mereka. (QS. Al-Isra’: 74)
  • Kita lebih butuh dijaga Allah, sebab jauhnya iman kita dibanding Rasulullah, dan fitnah yang banyak kelilingi kita.
  • Tergelincirnya seseorang dari jalan sabilul muttaqin terkait dengan qolbunya.
  • Cara istiqomah:
    1. Selalu kembali dan mengikat diri dengan Al-Qur’an dan Sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam
    2. Mengamalkan syariat Allah dan menjaga pengamalan sunnah-sunnah Rasulullah, dalil yang menunjukkan hal itu, dan amalan para shahabat untuk itu.
    3. Mendekat dan selalu kembali berhubungan dengan ahlul ilmi
    4. Kembali ke hadyus salaf
    5. Menjaga al-wala’ wal bara’, ini sabuk pengaman, benteng kokoh dari keburukan.
  • Dalam Hadits Hudzaifah yang shahih Rasulullah menyebutkan hati ketika datang fitnah yang berturut-turut, ada yang putih seperti batu shafa dan ada yang hitam.
  • Hati yang putih bersih yang menolak fitnah disebutkan seperti shafa, karena batu shafa itu putih bersih, kokoh keras (menunjukkan hati yang kokoh dalam mempertahankan iman), batu tak tergores atau terluka, tidak kendor al-wala wal bara’nya.
  • Hati yang baik: kokoh/keras ketika menghadapi musuh-musuhnya dan lembut raqiq ketika mendengar ayat-ayat dan hadits.
  • Hati yang semata hanya lemah lembut raqiq tak terpuji, bisa berbahaya dan sangat mudah kerasukan hawa nafsu dan syahwat. Mudah terpengaruh bila didatangi orang yang pandai orasi, mudah ditarik ahlul hawa, para penyeru kepada hizbiyyah, merasa tidak enak hatinya, tak mau bersinggungan dengan orang yang menyimpang yang dia kagumi.
  • Atsar Arthaah bin Munzhir dan Al-Auza’i tentang orang yang bermajlis dengan ahlussunnah tetapi merasa tak enak bila disebut-sebut kesesatan ahlul bid’ah.
  • Perumpamaan Syaikh Rabi tentang orang yang katanya maunya belajar aqidah atau fiqih saja seperti petani yang memelihara, menyirami tanamannya, memberinya pupuk, tapi dia lupa memagarinya, sehingga mudah binatang liar atau orang merusak yang dia pelihara.
  • Menjaga diri dari kedekatan, cinta dan membela ahlul bathil.
  • wajib waspada dari ahlul bathil dan tidak pantas untuk berhusnu zhan dengan mereka.
  • Kisah-kisah para tokoh dan ulama yang lupa dengan prinsip al-wala wal bara’ terjatuh pada penyimpangan, seperti: Imran bin Hathan, Abdurrazaq bin Hammam Ash-Shan’ani, Abu Dzar Al-Harawi, dan Al-Baihaqi.
  • Orang sesat itu secara berjenjang dan melalui proses, wal iyadzu billah.
  • Contoh syubhat orang sekarang: “Kita nggak usah sibuk dengan fitnah” (maksudnya agar orang jangan memperingatkan dari para penyeru kesesatan), “Kita merindukan/ingin seperti dulu dimana semua menjadi satu” (antara kebenaran dan kebathilan), “Nggak usah kita sibuk dengan itu, sibukkan diri dengan ilmu saja”.
Sesi 2
  • Ketegasan terhadap ahlul bid’ah atau yang terseret kepada kebathilan, itu adalah termasuk tuntunan syariat.
  • Jarh wa ta’dil (memperingatkan dari para penyesat dan rekomendasi untuk orang yang berada di atas al-haq) untuk menjaga agama Allah
  • Jarh wa ta’dil untuk menjaga ummat.
  • Pembagian manusia menjadi empat kelompok sebagaimana kata Ibnul Qayyim:
    1. Yang terbaik, yang tahu kebenaran secara rinci dan tahu kejelekan secara rinci, sehingga mereka menyeru kepada kebenaran dan mengingatkan dari kebathilan.
    2. yang hanya tahu kebaikan secara rinci dan tahu kebathilan secara global. Sering tertipu, gampang terpedaya dengan manuver-manuver baru musuh dakwah.
    3. Yang tahu kebathilan secara rinci dan tahu kebaikan secara global. Ini jelek.
    4. Yang tahu kebenaran dan kebathilan secara global
  • Rasulullah memperingatkan kejelekan sebelum munculnya, karena penting untuk ummat.
  • Rasulullah pernah mengingatkan di depan semua shahabat satu perkara kesalahan yang hanya dilakukan segelintir orang.
  • Ibnu Umar yang ada di Makkah memperingatkan Qadariyah yang muncul di Basrah, mengingat bahayanya bisa mengancam semua orang.
  • Jarh wa ta’dil terbagi jadi dua:
    1. Dalam perkara periwayatan, ulama sampai sekarang membahas dan memakainya, dibicarakan walaupun orang-orangnya sudah terkubur. Wajib dibicarakan agar tak ternisabatkan kepada Rasulullah apa yang tak beliau katakan dan perbuat.
    2. Dalam perkara keagamaan, ini tetap ada sampai hari kiamat. Karena manusia itu macam-macam, ada ahli bathil ada ahlil haq. Karena mereka ada di tengah-tengah kita, maka wajib orang yang berilmu menasehati saudaranya.
  • Bantahan perkataan syubhat: “Tahdzir itu tak perlu majlis khusus, tak ada ulama yang melakukan seperti ini.”
  • Abu Bakr Ibnu Iyas: “Ciri ahlissunnah bila disebut hawa nafsu dan kebathilan dibantah dan ditahdzir, dia tidak merasa marah.”

Link Download:

Sesi 1 MP3 14,8 MB durasi 121 menit: disini.

Sesi 2 MP3 4,9 MB durasi 41 menit: disini.

Menyusul yang lain Insya Allah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

8 + 15 =