Kajian: Hukum Menyebut Kejelekan dan Mencerca/Mencela Shahabat Nabi

Download Kajian: Hukum Menyebut Kejelekan dan Mencerca/Mencela Shahabat Nabi

Bersama: al-Ustadz Abu Ishaq Abdullah Nahar hafizhahullah
Membahas: Kitab Syarh Lum’atil I’tiqad
Fashl Huquq ash-Shahabah & Hukm Sabb ash-Shahabah
karya Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin rahimahullah
Masjid Ma’had al-Anshar Wonosalam Sukoharjo Ngaglik Sleman
Malam Sabtu, 13 April 2012 / 22 Jumadil Ula 1433 H
Ba’da Maghrib sampai selesai

Isi Materi:

  • Mencintai dan menghormati shahabat termasuk ushul sunnah (prinsip dasar aqidah islam)
  • sangat berbahaya orang yang menyelisihi prinsip ini, akan tergelincir dari shirat al-mustaqim, sebagaimana dalam QS. an-Nisa: 115.
  • Ucapan Ayub as-Sihtiyani rahimahullah: “Barangsiapa memuji para shahabat maka dia telah lepas dari kemunafikan, tetapi barangsiapa yang merendahkan salah seorang shahabat maka dia mubtadi’ yang menyelisihi sunnah dan jalan salafush shalih….”
  • Mengulang tentang tiga hak para shahabat atas kaum mukminin.
  • Al-Khathib al-Baghdadi rahimahullah menyebutkan alasan orang yang merendahkan para shahabat mempunyai kemunafikan karena sampainya al-qur’an dan sunnah adalah melalui para shahabat, orang itu mencela shahabat karena ingin menggungurkan al-qur’an dan sunnah. Yang pantas adalah mencela orang yang mencela shahabat.
  • Perkataan Imam Malik rahimahullah tentang wajibnya memintahkan rahmat dan memohonkan ampun untuk para shahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.
  • Perkataan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah tentang prinsip ahlussunnah untuk menahan diri dari menyebutkan kejelekan shahabat, karena:
  • entah riwayat yang menceritakan hal itu adalah dusta
  • atau riwayat tentang hal itu sudah ditambah dan dikurangi
  • kalaupun mereka demikian itu karena ijtihad, dan orang ijtihad bila benar dapat dua pahala kalau salah dapat satu pahala dan dimaafkan.
  • ataupun kalau ada dari para shahabat perbuatan dosa, tetap karena dahulunya mereka dalam Islam, atau karena keutamaan mereka yang besar, atau karena mereka telah bertaubat darinya atau mereka mempunyai kebaikan yang menghapus kejelekan mereka atau sudah dimaafkan dengan syafaat Rasulullah, atau dihapus dengan musibah yang menimpanya.
  • Perumpamaan yang dibawakan Imam an-Nasai bahwa Islam itu sepert satu rumah yang mempunyai satu pintu, sedangkan para shahabat itulah pintu. barangsiapa yang mengganngu shahabat hanyalah ingin merusak Islam, sebagai mana orang yang melubangi pintu sebenarnya ingin masuk ke dalam rumah. dan barangsiapa mencela Mu’awiah sebenarnya ingin menjatuhkan para shahabat.
  • Banyak kasus pencelaan terhadap shahabat sekarang, seperti istilah ghutsaiyah (shahabat itu bagai buih) yang dikatakan Abul Hasan al-Maaribi, dia sudah dinasehati para ulama tetapi tidak mau rujuk sehingga dia semakin menyimpang jauh dari agama. Sebagaimana yang disebutkan oleh Syaikh Abdullah al-Bukhari.
  • Janganlah seorang mencela/menodai shahabat.
  • Mencela shahabat secara umum mengandung unsur kemunafikan, namun dirinci Syaikh Ibnu Utsaimin ada tiga:
  1. Mencela mereka bahwa mereka kebanyakannya kufur atau keumumannya fasik walau dengan ungkapan secara tidak langsung. Ini adalah sebuah kekufuran.
  2. Mencela mereka dengan laknat dan mengucapkan ucapan buruk. Tentang kekufuran perbuatan ini adalah beda pendapat yang jelas ini adalah dosa besar.
  3. Mencela mereka dengan satu sifat jelek selain dalam masalah agama, seperti bakhil penakut.

Link Download: rekaman kajian 8,0 MB (mp3 24 kbps) dengan durasi 47 menit: di sini.

Menyusul kajian berikutnya Insya Allah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

5 × 1 =